PENGANTAR AKUNTANSI

 

PERUSAHAAN JASA

Kegiatan Belajar 1

SUMBER PENCATATAN DAN ANALISA BUKTI

TRANSAKSI

.

SUMBER PENCATATAN

Pernahkah Anda belanja ke toko?

Biasanya kalau ingin ada bukti bahwa Anda telah berbelanja, Anda akan meminta

tanda bukti tersebut, baik berupa catatan biasa atau bentuk yang formal atau yang sebenarnya.

Tanda bukti tersebut dipakai sebagai sumber pencatatan yang merupakan dokumen sumber

dalam proses siklus akuntansi.

Kalau digambarkan siklus akuntansi pada tahap pencatatan akuntansi perusahaan jasa

adalah sebagai berikut:

 

Sumber Pencatatan ➝Jurnal ➝ Buku Besar

 

MACAM-MACAM BUKTI PENCATATAN

Bukti pencatatan ada yang berasal dari transaksi itu sendiri beserta pendukungnya, tetapi

ada juga yang dibuat khusus intern perusahaan.

A. Bukti Transaksi Intern

Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus dibuat oleh intern dan dibuat

untuk intern perusahaan. Yang termasuk bukti intern adalah sebagai berikut.

1. Bukti Kas Masuk

Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara

cash atau secara tunai.

 

Coba Anda perhatikan contoh bukti kas masuk berikut ini!\

 

PD. Hadian                                                                             KM: No. …………

Jln. Flamboyan No. 11            BUKTI KAS MASUK

Tangerang

Diterima dari : Bapak Suparman

Banyaknya uang : Seratus lima puluh ribu rupiah.

Untuk : Pembayaran penjualan buku tulis

sebanyak 10 buah @ Rp.15.000,00

 

Tangerang, 8 Oktober 2000

Jumlah Rp.150.000,00            Yang menerima

 

Nuraeni

 

2. Bukti Kas Keluar

Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang

tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang

atau pengeluaran-pengeluaran yang lainnya. Untuk lebih memahami, coba Anda

perhatikan contoh di bawah ini.

 

PD. Hadian                                                                                         KK: No. ………..

Jln. Flamboyan No. 11                        BUKTI KAS KELUAR

Tangerang

Dibayar kepada : Tuan Kaswian

Banyaknya uang : Dua ratus lima puluh ribu rupiah.

Untuk : Pembayaran pelunasan utang.

 

Tangerang, 8 Oktober 2000

Jumlah Rp.250.000,00                                    Yang mengeluarkan

 

Nuraeni

3. Memo

Apa yang dimaksud dengan memo?

Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian

yang ada di lingkungan perusahaan. Coba Anda perhatikan contoh di bawah ini!

 

PD. Hadian Tanggal,                                                  10 Oktober 2000

Jln. Flamboyan No. 11                        MEMO

Tangerang

No. : 01 / BM

Dari : Pimpinan

Untuk : Bagian Pembukuan

Hal : Penyusutan peralatan aktiva tetap, harap disusutkan 100%

dari harga perolehan.

 

Pimpinan

 

Nuraeni

 

B. Bukti Transaksi Ekstern

Setelah Anda mempelajari bukti transaksi intern barangkali telah memahaminya, mari

kita lanjutkan materi kita yang berhubungan dengan bukti transaksi ekstern.

Bukti transaksi ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan

pihak di luar perusahaan. Misalnya kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit

dan cek.

Baiklah akan kita bahas apa pengertian dari bukti transaksi ekstern tersebut dan akan

saya berikan contoh-contohnya.

 

1. Faktur

Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit.

Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual faktur

yang diterima disebut faktur penjualan. Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai dengan

kebutuhan. Lembaran pertama untuk pembeli, lembaran kedua untuk penjual dan

lembaran ketiga untuk arsip.

Saya berikan contoh dari faktur berikut ini:

 

PD. Harpan                                                                 No. Faktur : 01

Jl. Mendut 20                                                              Kepada : Aisyah

Tangerang

 

FAKTUR

Banyaknya      Nama Barang             Harga Satuan              Jumlah

10 kaleng         Cat tembok                 Rp.15.000,00              Rp.150.000,00

10 lembar        Triplek                         Rp. 8.000,00               Rp. 80.000,00

Total                Rp.230.000,00

 

Hormat kami,

Tangerang, 8 Oktober 2000

 

Kamila

 

2. Kuitansi

Yang dimaksud dengan kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda

tangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang

tersebut.

Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada

pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus)

sebagai arsip penerima uang. Untuk lebih memahami, perhatikan contoh di bawah

ini.

No:                                                                              No: 01

Sudah terima dari :                                                      Sudah terima dari : Tn. Ansori

Uang sejumlah :                                                          Uang sejumlah : Seratus ribu rupiah.

Untuk Pembayaran :                                                   Untuk Pembayaran : Pelunasan utang.

 

Rp. 100.000,00 Bandung, 10 Oktober 2000

 

Hasna

 

 

Untuk lebih jelas lagi, coba Anda beli buku kuitansi, biasanya tersedia di toko-toko

dan amati dengan sungguh-sungguh. Apabila Anda sudah memahami tentang bukti

transaksi yang disebut kuitansi, baiklah kita lanjutkan ke bukti transaksi ekstern

lainnya.

 

3. Nota

Apa yang dimaksud dengan nota?

Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh

pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu

lembar untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual.

Perhatikan contoh nota di bawah ini!

Toko ABC                                                                  No: ………….

Jl. Mawar No. 2                                                          Kepada: ………………….

Tangerang

NOTA KONTAN

Banyaknya                  Nama Barang              Harga Satuan              Jumlah

 

 

 

Total

 

Hormat kami,

 

Toko ABC

 

Setelah Anda mempelajari bukti pencatatan yang disebut nota, kita lanjutkan dengan

bentuk yang lainnya yaitu:

 

4. Nota Debet

Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya

disebabkan karena berbagai hal.

Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena barang yang

dibeli dikembalikan, bisa disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan dan

penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi.

Perhatikan contoh berikut ini!

 

PD. Pembangunan                                                      Tangerang, 10 Oktober 2000

Jl. Danau No. 4                                                           Kepada

Tangerang                                                                   Yth. : Toko Hidayat

Jln.   : Tambak 5

Tangerang

NOTA DEBET

 

Dikirim kembali 10 galon air minum Aqua, karena tidak sesuai dengan

pesanan seharga Rp.50.000,00 dan rekening ini telah di DEBET.

 

Hormat kami,

 

Hasna

 

5. Nota Kredit

Apa yang dimaksud dengan nota kredit?

Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya

yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada

langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual

setuju menerima barangnya.

Saya berikan contoh Nota Kredit di bawah ini.

 

PD. Pembangunan                                                                  Tangerang, 10 Oktober 2000

Jl. Danau No. 4                                                                       Kepada

Tangerang                                                                               Yth. : Toko Hidayat

Jln.   :Tambak 5

Tangerang

 

NOTA KREDIT

 

Diterima kembali 2 buah papan tulis putih (White Board) karena rusak

seharga Rp.36.000,00 dan rekening ini telah di KREDIT.

 

Hormat kami,

 

Hasna

 

 

 

Apakah Anda sudah memahami tentang nota kredit? Kalau masih belum, coba ulangi

lagi untuk menelaahnya kembali. Apabila sudah memahami, mari kita lanjutkan

dengan bukti transaksi yang lainnya.

 

6. C e k

Apakah Anda sudah pernah mendengar apa yang dimaksud dengan cek? Dan

pernahkah Anda melihat bagaimana bentuknya? Yang dimaksud dengan cek adalah

surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar Bank

membayar sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek tersebut.

Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah:

– Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek tersebut.

– Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek tersebut.

 

Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan contoh di bawah ini.

 

Bank Danamon                                                           Cek No: ……………………….

Bogor – Juanda                                                                          ………………………..2000

 

Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada ……………………………….. atau

pembawa.

Uang sejumlah rupiah ………………………………………………………………..

 

Rp.

03550000441              Bea meterai                                         Tanda tangan

 

Lunas tgl. …………

 

ANALISA BUKTI TRANSAKSI

Setelah Anda mempelajari bukti transaksi, kita lanjutkan untuk menganalisa bukti transaksi.

Setiap bukti transaksi yang akan dicatat ke dalam jurnal perlu dianalisa atau diteliti terlebih

dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa transaksi adalah sebagai berikut:

1. Tentukan perkiraan apa saja yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut.

2. Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan terhadap harta, utang, modal,

pendapatan dan beban.

3. Tentukan debet/kredit dari akun yang bersangkutan.

4. Tentukan jumlah yang harus di debet atau di kredit.

 

Dalam modul 2, Anda telah mempelajari tentang persamaan akuntansi yang menjelaskan

bagaimana pengaruh transaksi terhadap perubahan harta, utang, modal. Hal ini merupakan

penerapan dari buku berpasangan yaitu setiap transaksi yang masuk akan mempengaruhi

terhadap perubahan harta, utang, modal, pendapatan dan beban akan dicatat dengan

mendebet dan mengkredit pada perkiraan dengan jumlah yang sama.

Dari setiap transaksi akan mempengaruhi paling sedikit dua akun/perkiraan, yaitu perkiraan

di debet dan perkiraan di kredit.

 

 

 

 

 

 

CARA MENENTUKAN DEBET / KREDIT PERKIRAAN

Untuk menentukan apakah perkiraan harus di debet atau di kredit, perhatikan bagan/tabel

berikut di bawah ini.

 

Golongan Perkiraan    Bertambah       Berkurang

Harta                            di Debet         di Kredit

Utang                          di Kredit        di Debet

Modal                          di Kredit        di Debet

Pendapatan                  di Kredit        di Debet

Beban                           di Debet         di Kredit

 

Supaya Anda lebih memahami baiklah akan saya berikan gambaran yang jelas bagaimana

menganalisa dari transaksi-transaksi tersebut, yang akan diuraikan di bawah ini.

 

Contoh:

Perusahaan Jasa “Tati Harapan” didirikan pada tanggal 1 Januari 1999 oleh Tuan Rifqy

dengan transaksi sebagai berikut:

1 Jan 1999 Tuan Rifqy memulai usaha dengan menginvestasikan uangnya ke dalam

perusahaan sebesar Rp.50.000.000,00.

 

3 Jan 1999 Dibeli sebuah kendaraan seharga Rp.40.000.000,00 dibayar secara tunai

Rp.20.000.000,00 dan sisanya dibayar kemudian.

 

4 Jan 1999 Dibayar sewa kantor untuk bulan Januari Rp.100.000,00.

 

5 Jan 1999 Dibayar pemasangan biaya iklan untuk 3 bulan Rp.150.000,00.

 

6 Jan 1999 Dibeli peralatan kantor secara kredit dari PD. Senang Hati sebesar

Rp.400.000,00.

 

7 Jan 1999 Dibayar premi asuransi untuk 1 tahun Rp.250.000,00.

 

8 Jan 1999 Diterima pendapatan sebagai hasil operasi Taxi sebesar Rp.400.000,00.

 

9 Jan 1999 Dibayar bensin dan oli untuk keperluan Taxi Rp.100.000,00.

 

10 Jan 1999 Disewakan Taxi selama 4 hari kepada Toko Kenanga, akan dibayar satu

minggu kemudian sebesar Rp.200.000,00.

 

11 Jan 1999 Dibayar cicilan kepada PD. Senang sebesar Rp.100.000,00.

 

12 Jan 1999 Diambil dari uang kas untuk keperluan pribadi Rp.150.000,00.

 

13 Jan 1999 Dibayar biaya supir sebesar Rp.250.000,00.

 

 

 

 

 

 

Untuk lebih jelas, coba Anda perhatikan analisa bukti transaksi sebagai berikut.

Analisa:

Keterangan:

(+) Bertambah

(-) Berkurang

(D) Debet

(K) Kredit

 

Tanggal           Akun yang          Pengaruh   Letak                 Jumlah uang

Transaksi         dipengaruhi            Akun      Akun                 Debet/Kredit

1 Jan. 1999      Kas                             +          D                     Rp.50.000.000,00

Modal                          +          K                           50.000.000,00

3 Jan. 1999      Kendaraan                   +          D                           40.000.000,00

Kas                              –           K                           20.000.000,00

Utang                         +          K                           20.000.000,00

4 Jan. 1999      Beban Sewa                +          D                                100.000,00

Kas                             –           K                                100.000,00

5 Jan. 1999      Beban Iklan                 +          D                                150.000,00

Kas                              –           K                                150.000,00

6 Jan. 1999      Pert Kantor                 +          D                                400.000,00

Kas                              –           K                                400.000,00

7 Jan. 1999      Beban Asuransi           +          D                                250.000,00

Kas                              –           K                                250.000,00

8 Jan. 1999      Kas                              +          D                                400.000,00

Pendapatan                 +          K                                400.000,00

9 Jan. 1999      Perlengkapan               +          D                                100.000,00

Kas                              –           K                                100.000,00

10 Jan. 1999    Piutang                        +          D                                200.000,00

Pendapatan                 –           K                                200.000,00

11 Jan. 1999    Utang                          –           D                                100.000,00

Kas                             –           K                                100.000,00

12 Jan. 1999    Prive                            +          D                                150.000,00

Kas                              –           K                                150.000,00

13 Jan. 1999    Beban Sopir                +          D                                250.000,00

Kas                              –           K                                250.000,00

 

J U R N A L

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:

1. menjelaskan pengertian jurnal;

2. menjelaskan fungsi jurnal;

3. menyebutkan cara-cara membuat jurnal; dan

4. membuat jurnal dari transaksi keuangan.

JURNAL

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis

(berdasarkan urutan waktu) dengan menunjukkan akun/perkiraan yang harus di DEBET

dan KREDIT beserta jumlahnya masing-masing.

Jurnal merupakan catatan pertama setelah adanya bukti transaksi sebelum dilakukan

pencatatan dalam buku besar, sehingga jurnal sering dikatakan sebagai catatan asli atau

book of original entry.

 

Fungsi Jurnal

Setelah Anda memahami benar batasan atau pengertian jurnal serta kebaikan-kebaikan

dalam membuat jurnal, materi kita lanjutkan dengan fungsi jurnal. Fungsi jurnal adalah:

1. Fungsi Pencatatan

Artinya, semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat.

2. Fungsi Historis

Artinya, transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai urutan waktu (kronologis).

3. Fungsi Analisa

Artinya, setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan hasil analisa dari

bukti-bukti transaksi hingga jelas letak debet/kredit perkiraan beserta jumlahnya.

4. Fungsi Instruktif

Artinya, pencatatan dalam jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan

posting atau memindahkan debet/kredit ke dalam buku besar.

5. Fungsi Informatif

Artinya, jurnal dapat memberikan informasi/pemberitahuan mengenai transaksi yang

terjadi.

 

Bentuk Jurnal

Yang akan kita pelajari pada materi kali ini adalah bentuk jurnal. Coba perhatikan dan amati

uraian di bawah ini.

Contoh:

 

Jurnal Umum                                    Halaman (a)

Tgl.                  Keterangan                  Ref                  Debet                          Kredit

(b)                         (c)                           (d)                   (e)                                  (f)

Keterangan:

(a) Pengisian nomor halaman jurnal.

(b) Pengisian tahun, bulan dan tanggal transaksi.

(c) Pengisian jenis perkiraan.

Perkiraan yang di debet ditulis sebelah atas merapat ke sebelah kiri dan perkiraan yang

di kredit ditulis di bawahnya dan menjorok ke sebelah kanan.

(d) Pengisian dengan nomor kode buku besar pada saat pemindah bukuan (posting) ke

buku besar.

(e) Pengisian jumlah uang yang di debet.

(f) Pengisian jumlah uang yang di kredit.

 

 

Cara Pengisian ke dalam Jurnal

Proses pemindahan dari transaksi ke dalam jurnal disebut “penjurnalan (journalizing)”. Cara-cara pengisian ke dalam jurnal umum.:

1. Mencatat tanggal

a. Tahun dicatat pada kolom tanggal paling atas (pada baris pertama) dan hanya ditulis

satu kali pada setiap halaman.

b. Bulan ditulis pada baris kedua pada kolom tanggal.

c. Tanggal ditulis pada baris kedua pada kolom tanggal yang berlajur kecil.

2. Mendebet perkiraan

Nama perkiraan yang harus di debet dicatat sebelah atas dan menjorok ke sebelah kiri

pada kolom keterangan.

 

 

3. Mengkredit perkiraan

Nama perkiraan yang harus di kredit dicatat sebelah bawah perkiraan yang di debet,

dan menjorok ke sebelah kanan ditulis pada kolom keterangan.

4. Lajur reference

Diisi dengan nomor kode perkiraan apabila jurnal itu telah dipindahkan ke buku besar.

5. Halaman jurnal

Diisi sesuai dengan lembaran jurnal.

6. Memindahkan jumlah jurnal

Apabila suatu halaman jurnal yang dipakai sudah penuh, maka pencatatan transaksi

akan dilanjutkan pada halaman berikutnya dengan menuliskan kata “jumlah dipindahkan”

dalam lajur keterangan. Setelah itu jumlahkan lajur debet dan kredit; jumlahnya harus

sama. Beri tanda sudah dicek (V) dalam lajur reference.

Membuat Jurnal dari transaksi Keuangan

Proses pemindahan dari transaksi

tersebut akan tergambar pada kolom jurnal berikut ini:

 

Jurnal Umum                        Halaman: 1

Tanggal          Keterangan   Ref.                 Debet                Kredit

1999

Januari 1              Kas              11         Rp. 50.000.000,00                 –

Modal  31                    –                       Rp. 50.000.000,00

3          Kendaraan                           40.000.000,00                 –

Kas                              –                             20.000.000,00

Utang Dagang                          –                             20.000.000,00

4          Beban sewa                              100.000,00                 –

Kas                               –                                  100.000,00

5          Beban iklan                              150.000,00                 –

Kas                               –                                  150.000,00

6          Peralatan Kantor                      400.000,00                 –

Utang Dagang             –                                   400.000,00

7          Beban Asuransi                       250.000,00                  –

Kas                              –                                   250.000,00

8          Kas                                          400.000,00                  –

Pendapatan                 –                                  400.000,00

9          Perlengkapan                           100.000,00                  –

Kas                              –                                   100.000,00

10        Piutang                                    200.000,00                  –

Pendapatan                –                                   200.000,00

11        Utang                                      100.000,00                  –

Kas                              –                                   100.000,00

12        Prive                                        150.000,00                  –

Kas                              –                                   150.000,00

13        Beban sopir                             250.000,00                  –

Kas                              –                                   250.000,00

Jumlah                                   Rp.92.100.000,00  Rp.92.100.000,00

Inilah bentuk buku jurnal yang telah dianalisa yang diambil dari transaksi Perusahaan Jasa

“Tati Harapan”.

 

 

 

BUKU BESAR

BUKU BESAR

1. Pengertian Buku Besar

pengertian buku besar adalah kumpulan perkiraan-perkiraan untuk mencatat

perubahan-perubahan transaksi.

 

2. Bentuk Buku Besar

Bentuk buku besar yang biasa dipergunakan oleh perusahaan bisa dibedakan ke dalam:

 

a. Bentuk Scontro

Bentuk Scontro adalah bentuk buku besar sebelah-menyebelah atau disebut 2 kolom.

 

Contoh bentuk buku besar 2 kolom adalah sebagai berikut.

 

Nama Akun                                                               Kode Akun:

Tgl.      Uraian             Ref      Jumlah             Tgl.      Uraian                         Ref                  Jumlah

 

 

b. Bentuk Staffel

Yang dimaksud dengan buku besar bentuk Staffel adalah buku besar berbentuk

halaman atau disebut juga buku besar 4 kolom. Bentuk ini terdiri dari sisa debet dan

sisa kredit. Adapun bentuk Staffel, perhatikan gambar berikut ini.

 

Nama Akun                                                               Kode Akun:

Tgl.      Uraian             Ref                  Debet                          Kredit                Saldo

Debet Kredit

 

3. Cara Melakukan Posting dari Jurnal ke Buku Besar

Setelah pencatatan ke dalam jurnal selesai, maka tahap selanjutnya memindahkan

catatan yang terdapat dalam jurnal ke Buku Besar atau disebut Posting.

Ada beberapa langkah yang harus Anda ketahui bagaimana cara memindahkan dari

jurnal ke buku besar.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur perkiraan yang

bersangkutan yang ada pada buku besar.

b. Pindahkan jumlah debet atau kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit

perkiraan buku besar.

c. Catat nomor kode akun ke dalam kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal

telah dipindahkan ke buku besar.

d. Catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap pemindahbukuan.

Untuk lebih memahaminya lagi saya berikan contoh sebagai gambaran yang jelas bagi

Anda. Perhatikan contoh di bawah ini. Perhatikan garis putus-putus yang ada pada contoh

buku jurnal dan buku besar.

23

Keterangan:

– Garis terputus-putus bertanda panah adalah proses pemindahan

 

 

 

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

 

 

 

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

 

 

  • Pendapatan Penjualan
  • Harga Pokok Penjualan
  • Laba Kotor
  • Biaya Operasional
  • Laba Bersih
  • Jurnal penyesuaian
  • Penyusunan Neraca Lajur
  • Penyusunan Laporan Keuangan
  • Pembuatan Jurnal penutup pada Akhir Periode

 

KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG

Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep penanding (matching principle) laba bersih (Rugi) suatu perusahan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga pokok penjualan. Misalkan dalam suatu toko elektronik, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli televisi, radio, kulkas, mesin cuci dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu periode.

Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon.

GAMBAR 9.1 : Kegiatan Perusahaan Jasa dan Dagang

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996

Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual barang dagangan. Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada pelanggan

 

 

Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada

Gambar 9.2

Laba Bersih

Biaya Operasional

Pandapatan Penjualan

 

AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN

Penjualan barang dagangan juga dicatat  dengan mendebet rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan.

Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat dilakukan secara kredit.

PENJUALAN TUNAI

Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :

Kas                Rp 10.000.000

Penjualan                                          Rp 10.000.000

(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)

Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan diterima uang  kontan dan cek yang diterima dari pelanggan. Secara berkala bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.

PENJUALAN KREDIT

Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet  pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah :

Piutang Dagang                                Rp 10.000.000

Penjualan                                           Rp 10.000.000

(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)

Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan.

Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank  misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat :

10 Januari     Piutang Dagang                         Rp 5.000.000

Penjualan                                 Rp 5.000.000

( Penjualan dgn menggunakan American Express)

15 Janauri     Kas                                                                     Rp 4.875.000

Beban Penagihan Kartu Kredit           Rp    125.000

Piutang dagang                                               Rp 5.000.000

( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan

yang dilaporkan tanggal 10 Januari)

RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN

Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual tersebut (potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan.

Gambar 1.3

Nota Kredit

 

Sumber :Accounting Principles, Fourth Edition,1996

Nota kredit itu menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta alasan pengkreditan tersebut.

Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang.

Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang (angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah :

Retur dan Potongan Penjualan        Rp 250.000

Piutang Dagang                                           Rp 250.000

( Berdasarkan nota kredit no. 234)

Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan  ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dank as dikredit

POTONGAN PENJUALAN

Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.

Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.

Gambar 9.3 : Faktur Penjualan

Sumber : Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi,1994

Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto.

Contoh :

Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah :

20 Januari       Piutang dagang                        Rp 10.000.000

Penjualan                                                         Rp 10.000.000

(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan

syarat 2/10,n/30)

Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah :

30 Januari        Kas                              Rp 9.800.000

Potongan penjualan     Rp    200.000

Piutang Dagang                                  Rp 10.000.000

( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan

2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30, pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.000.000, maka harga faktur brutoatas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat adalah :

 

 

19 Januari        Kas                                         Rp 7.840.000

Potongan tunai penjualan        Rp    160.000

Piutang dagang                                   Rp 8.000.000

(untuk mencatat penerimaan piutang dengan

potongan 2%)

Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar penuh sebeesar Rp 8.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah :

21 Januari       Kas                               Rp 8.000.000

Piutang Dagang                                  Rp 8.000.000

(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)

Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba adalah :

PT Amazon

Laporan Rugi-Laba (sebagian)

 

Penjualan         ……………………………………………………   Rp  10.000.000

Kurangi :  Retur dan Potongan penjualan  Rp 250.000

Potongan Penjualan                Rp 160.000

Rp  410.000

Penjualan bersih ………………………………………….    Rp    9.590.000

HARGA POKOK PENJUALAN

Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian bersih.

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY)

Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.

Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.

Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual.

Metode Persediaan Periodik

Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.

Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.

Metode Persediaan Perpetual

Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.

Gambar 9.4 : Sistem Pencatatan Persediaan

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996

 

Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :

Harga Pokok Penjualan :

Persediaan  barang, 1 Januari                                   Rp    10.000

Pembelian                                                                                            Rp  530.000

Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp   20.000

Potongan pembelian               Rp   10.600

Pembelian bersih                                                                 Rp  499.400

Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual         Rp   509.400

Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember        Rp     60.000

Harga Pokok Penjualan                                                                  Rp   449.400

 

PERSEDIAAN AWAL

Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang lalu

PEMBELIAN

Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang  dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.

Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :

 

5 Januari       Pembelian                      Rp 530.000

Hutang Dagang                       Rp 530.000

( untuk mencatat pembelian barang dagangan

dengan termin (2/10,n/30)

Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan.

RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN

Seperti halnya transaksi  penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian.

Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :

6 Januari    Hutang Dagang                Rp 20.000

Retur Pembelian                        Rp 20.000

(untuk mencatat pengembalian barang )

Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur  dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode.

Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi pembeelian bersih.

POTONGAN TUNAI PEMBELIAN

Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.

Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua hutangnya. Maka jurnalnya adalah :

14 Januari     Hutang dagang              Rp  530.000

Potongan pembelian    Rp     10.600

Kas                                                                  Rp 519.400

(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian

barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%)

POTONGAN RABAT

Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT. Rabat tidak dama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual.

BIAYA ANGKUT

Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination).

Biaya Angkut bagi Pembeli

Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli.

Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30) ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :

15 Januari        Pembelian       Rp 5.050.000

Hutang dagang                       Rp 5.050.000

(mencatat pembelian barang dagangan dengan franco gudang pembeli)

Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah :

Faktur dari Bill   termasuk biaya angkut         Rp 50.000 yang telah dibayar lebih dulu oleh penjual                                                            Rp 5.050.000

Dasar menghitung potongan   Rp 5000.000

Tarif potong 2%

Jumlah potongan (5.000.000 x 2%)                Rp    100.000

Jumlah pembayaran                                         Rp 4.950.000

Amazon akan menjurnal :

20 Januari     Hutang dagang  Rp 5.050.000

Kas                              Rp 4.950.000

Potongan pembelian                Rp    100.000

Biaya Angkut bagi penjual

Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi laba sebagai biayapenjualan.

 

PERSEDIAAN AKHIR

Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode.

LABA KOTOR

Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :

Penjualan bersih                                  Rp    9.590.000

Harga Pokok Penjualan                       Rp       449.400

Laba Kotor                                          Rp    9.140.600

BIAYA OPERASIONAL

Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum.

Biaya yang timbul  secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan  (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan [eralatan gudang dan beban iklan.

Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum.

Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa.

LABA DARI OPERASIONAL

Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi.

 

 

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA

NERACA SALDO

31 DESEMBER  2002 (dalam ribuan rupiah)

Rekening

Saldo

Debet

Kredit

Kas

Rp 9.500

Piutang dagang

16.100

Persediaan barang dagangan

36.000

Asurasni Dibayar dimuka

3.800

Gedung

80.000

Akumulasi Depresiasi Gedung

Rp 16.000

Utang Dagang

20.400

Modal, Mutiara

83.000

Prive, Mutiara

15.000

Penjualan

480.000

Retur dan Potongan penjualan

12.000

Potongan tunai penjualan

8.000

Pembelian

325.000

Retur dan potongan pembelian

10.400

Potongan tunai pembelian

6.800

Biaya angkut pembelian

12.200

Biaya angkut penjualan

7.000

Biaya iklan

16.000

Biaya sewa

19.000

Biaya gaji

40.000

Biaya rupa-rupa

17.000

Total

616.600

616.600

Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik

  1. Pembuatan jurnal penyesuaian
  2. Penyusunan Neraca Lajur
  3. Penyusunan Laporan Keuangan
  4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode

PENYESUAIAN

Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa.

Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :

  1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
  2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)

 

Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian.

 

HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

 

 

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan periodic adalah :

Persediaan                      Rp xxxx

Harga Pokok Penjualan                Rp xxxx

(untuk mencatat saldo persediaan akhir )

 

 

 

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur  dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan.

Harga Pokok Penjualan             Rp xxxx

Biaya Angkut Pembelian              Rp xxxx

 

(untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

 

 

Retur dan Potongan Pembelian            Rp xxxx

Harga Pokok Penjualan                Rp xxxx

 

(untuk memindahkan saldo rekening Retur dan Potongan Pembelian  ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Potongan Tunai Pembelian                  Rp xxxx

Harga Pokok Penjualan                Rp xxxx

 

(untuk memindahkan saldo rekening Potongan tunai pembelian ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

 

 

 

 

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan.

Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA  pada akhir bulan Desember  2002 (dalam ribuan ):

  1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000
  2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
  3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
  4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
  5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000

 

 

Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) :

JURNAL PENYESUAIAN

Tanggal

Keterangan

Jumlah

D                K

02

Des

31

Harga Pokok Penjualan

Rp 36.000

Persediaan Barang Dagangan

36.000

31

Harga Pokok Penjualan

325.000

Pembelian

325.000

31

Harga Pokok Penjualan

12.200

Biaya Angkut Pembelian

12.200

31

Retur dan Potongan Pembelian

10.400

Harga Pokok Penjualan

10.400

31

Potongan tunai pembelian

6.800

Harga Pokok Penjualan

6.800

31

Persediaan barang dagangan

40.000

Harga Pokok Penjualan

40.000

31

Biaya Asuransi

2.000

Asuransi dibayar dimuka

2.000

31

Biaya Depresiasi Gedung

8.000

Akum. penyusutan gedung

8.000

31

Biaya Gaji

5.000

Hutang gaji

5.000

31

Biaya sewa

4.000

Hutang sewa

4.000

 

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA

NERACA LAJUR

PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2002

Rekening

Neraca Saldo

Penyesuaian

Neraca saldo setelah penyesuaian

Laba Rugi

Neraca

Debet

Kredit

Debet

Kredit

Debet

Kredit

Debet

Kredit

Debet

Kredit

Kas

9.500

9.500

9.500

Piutang dagang

16.100

16.100

16.100

Persediaan barang dagangan

36.000

40.000

36.000

40.000

40.000

Asr. Dibayar dimuka

3.800

2.000

1.800

1.800

Gedung

80.000

80.000

80.000

Akum Dep. Gedung

16.000

8.000

24.000

24.000

Utang Dagang

20.400

20.400

20.400

Modal, Mutiara

83.000

83.000

83.000

Prive, Mutiara

15.000

15.000

15.000

Penjualan

480.000

480.000

480.000

Retur &  Pot. penjualan

12.000

12.000

12.000

Pot.  tunai penjualan

8.000

8.000

8.000

Pembelian

325.000

325.000

Retur & pot. pembelian

10.400

10.400

Pot.  tunai pembelian

6.800

6.800

Bi. angkut pembelian

12.200

12.200

Bi.  angkut penjualan

7.000

7.000

7.000

Biaya iklan

16.000

16.000

16.000

Biaya sewa

19.000

4.000

23.000

23.000

Biaya gaji

40.000

5.000

45.000

45.000

Biaya rupa-rupa

17.000

17.000

17.000

Total

616.600

616.600

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harga Pokok Penjualan

36.000

325.000

12.200

10.400

6.800

40.000

316.000

316.000

Biaya Asuransi

2.000

2.000

2.000

Biaya Dep. gedung

8.000

8.000

8.000

Hutang gaji

5.000

5.000

5.000

Hutang sewa

4.000

4.000

4.000

Saldo Laba

 

 

449.400

449.400

616.400

616.400

454.000

480.000

162.400

136.400

26.000

26.000

480.000

480.000

162.400

162.400

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.

Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA :

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA

NERACA

31 DESEMBER 2002

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

AKTIVA

PASSIVA

Aktiva Lancar

Kas

PiutangDagang

Persediaan Barang dagangan

Asuransi Dibayar Dimuka

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tak Lancar

Gedung                    80.000

Akum. Dep Gedung  24.000

Jumlah Aktiva Tak Lancar

Jumlah Aktiva

Rp  9.500

16.100

40.000

1.800

67.400

56.000

123.400

Kewajiban Lancar :

Utang Dagang

Utang Gaji

Utang Sewa

Jumlah Kewajiban Lancar

MODAL :

Modal Mutiara

Jumlah Passiva

Rp 20.400

5.000

4.000

29.400

94.000

 

123.400

 

 

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA

LABA RUGI

31 DESEMBER 2002

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

Penjualan                                                                                                  Rp  480.000

Kurangi :

Retur dan potongan penjualan                                              Rp 12.000

Potongan tunai penjualan                                                     Rp   8.000

Rp    20.000

Penjualan bersih                                                                                                                    Rp     460.000

Harga Pokok Penjualan :

Persediaan 1 Jan 2002                                               Rp   36.000

Pembelian                                             Rp 325.000

Retur dan pot. Pembelian Rp 10.400

Potongan pembelian         Rp   6.800

Rp    17.200

Pembelian bersih                                                        Rp 307.800

Biaya angkut pembelian                                             Rp   12.200

Harga pokok Barang Tersedia untuk dijual                 Rp 356.000

Persediaan 31 Desember 2002                                    Rp   40.000

Harga Pokok Penjualan                                                                       Rp 316.000

Laba Kotor Penjualan                                                                                Rp  144.000

Biaya-biaya Operasi :

Biaya Angkut penjualan                     Rp    7.000

Biaya Iklan                                         Rp  16.000

Biaya sewa                                         Rp   23.000

Biaya gaji                                           Rp   45.000

Biaya Asuransi                                   Rp    2.000

Biaya Depresiasi Gedung                    Rp    8.000

Biaya Rupa-rupa                                Rp  17.000

Jumlah biaya operasional                                                                         Rp 118.000

Laba Bersih                                                                                        Rp  26.000

 

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA

LABA RUGI

31 DESEMBER 2002

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

Modal, Mutiara 1 Januari 2002                                                  Rp   83.000

Laba  31 Desember 2002                                                       Rp  26.000

Prive, Mutiara                                                                           ( Rp  15.000 )

Modal, Mutiara 31 Desember 2002                                             Rp  94.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

Anda telah selesai mempelajari modul 3 ini yang berisi tentang:

– Sumber pencatatan dan analisa bukti transaksi.

– Jurnal.

– Buku Besar.

Dengan selesainya mempelajari tiga kegiatan tersebut diharapkan Anda memahami tahaptahap

pencatatan akuntansi perusahaan jasa.

Untuk memperjelas dan mengingatkan kembali materi yang sudah Anda pelajari, amati

rangkuman yang disajikan di bawah ini.

Rangkuman

1. Tahap pencatatan dalam siklus akuntansi terdiri dari bukti transaksi, jurnal dan buku

besar.

2. Semua pencatatan harus didukung dengan bukti transaksi atau dokumen transaksi.

3. Bukti transaksi terdiri dari:

a. Bukti intern seperti: bukti kas masuk, bukti kas keluar, memo.

b. Bukti eketern seperti: kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit, cek.

4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa transaksi.

a. Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan dalam perkiraan yang

bersangkutan.

b. Tentukan akun apa saja yang dipengaruhi.

c. Tentukan debet/kredit akun yang bersangkutan.

d. Tentukan jumlahnya yang harus di debet atau di kredit.

5. Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis

dengan menunjukkan perkiraan yang harus di debet atau di kredit beserta jumlahnya.

6. Fungsi jurnal:

a. Fungsi pencatatan

b. Fungsi historis

c. Fungsi analisa

d. Fungsi instruktif

e. Fungsi informasi.

7. Buku besar adalah kumpulan perkiraan-perkiraan untuk mencatat perubahan transaksi

yang mengakibatkan perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan dan beban.

8. Memindahkan transaksi dari jurnal ke buku besar disebut posting.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, edisi ke-3, BPFE

Habibi, Maskun, Pelajaran Akuntansi, Jakarta: Yudistira, 1994.

Ristanti, Euis, Akuntansi untuk SMU, Bandung: Grafindo Media Pratama, 1997.

Shahab, Abdullah, Accounting Principles, edisi 7, Bandung: Sas, 1981.

Sumardi, Akuntansi SMU, Jakarta: PT. Rakadita, 1997

 

Tinggalkan komentar